Langsung ke konten utama

Film Horror The Mannequins Karya Billy Christian (Bag.1)

Salah satu jenis teror dalam film horror yang saya sukai itu adalah jenis “doll horor”, film horror yang terornya itu berasal dari boneka. Banyak sih film Hollywood yang seperti itu contohnya : Dolls (1987), Puppet Master (1989), Dolly Dearest (1992), Demonic Toys (1992), Childs Play series (1988-2013), Dead Silence (2007), Annabelle (2014), Robert (2015) dan masih banyak lagi. Setelah bikin Petak Umpet Minako dengan boneka Jepang ichimatsu doll, saya bikin film juga yang engga jauh dari tema boneka yang berjudul The Mannequins. 




Untuk film The Mannequins sendiri, saya yang bikin sendiri idenya dan skenarionya juga saya yang tulis sendiri. Kemudian saya pitching ke produser sebuah production house baru bernama Tymora Films. Setelah berhasil meyakinkan para produser dengan konsep ide dan cerita dasarnya kemudian project ini pun berjalan. Proses penulisan skenario memakan waktu sekitar 1-3 bulan. Pada saat preproduksi berjalan pun, skenario masih terus di furnished. Karena pada dasarnya, lokasi yang ditentukan akhirnya dari skenario harus juga dilakukan penyesuaian. 

Sedikit cerita mengenai lokasi yang akan digunakan untuk film The Mannequins ini, tadinya film ini direncanakan akan menggunakan setting rumah yang sama dengan film saya Tuyul Part 1, tapi ternyata rumah itu sudah tidak bisa digunakan lagi sebagai lokasi shooting. Padahal waktu saya nulis skenario The Mannequins, saya sudah membayangkan lokasi rumah nya di rumah itu. Well, dengan berat hati akhirnya saya harus mencari lokasi rumah yang lain. Pencarian lokasi pun kembali dilakukan guna mencari rumah yang benar-benar pas sesuai dengan cerita The Mannequins. Saya dan executive produser berkeliling ngubek-ubek daerah Bandung. banyak banget rumah-rumah tua di Bandung, tapi banyak yang tidak bisa digunakan untuk shooting film. Sayang banget, padahal ada sebuah rumah yang bagus banget dan cocok banget buat film ini. 

Proses casting yang engga terlalu ribet karena basically cast yang dibutuhkan tidak banyak. Cuma 6 tokoh aja yang diperlukan di film ini! Akhir dari proses casting ini terpilihlah 5 tokoh dan 1 cameo. Mereka adalah Regina Rengganis ( yang sebelumnya ada di film saya Petak Umpet Minako)yang berperan sebagai Anna, Citra Prima (Tuyul part 1) sebagai Rita, Dayu Wijanto (Rumah Malaikat, Mereka Yang Tak Terlihat) sebagai Mirah, Joy Octaviano sebagai Edo, Avrilla Sigarlaki (Rumah Malaikat) sebagai Mia, dan cameo Tia Muller (Petak Umpet Minako) sebagai Regina. 


Nah, selain tokoh-tokoh manusia yang harus diperhatikan adalah tokoh-tokoh yang bukan manusia, apalagi kalo bukan manekin-manekin yang ada di film ini. Tapi untuk sekarang saya engga bisa bocorin lebih jauh tokoh-tokohnya seperti apa. Yang jelas, pembuatan manekin-manekin ini memang memakan waktu, tenaga dan... uang yang engga sedikit. Karena memang prosesnya engga bisa diburu-buru. Buat yang penasaran, pliss sabar yaaa, ntar pasti saya update lagi. 

Setelah proses casting selesai, maka tahapan selanjutnya adalah proses reading skenario. Semua pemain dihadirkan bersama untuk saling berinteraksi dan membaca skenario bareng-bareng. Dari situ kan kelihatan kurangnya dimana, dan chemistry dengan character lain seperti apa. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petak Umpet Minako All About Growing Up With Manga and Anime

Petak Umpet Minako is an Indonesian movie based on Indonesian best selling survival horror novel. The story is about young people who held a school reunion and plays a highly known Japanese hide and seek alone Hitori Kakurenbo. Hitori Kakurenbo requires a doll for the medium for the spirit to possessed who who will turn as the seeker. When the spirit comes, everybody runs for their life not only chased by the doll but also their haunting past life. The spirit that possessed the doll named Minako. Minako chase all the participant of the game and take their soul. As Minako collects more souls it gradually turns into a perfect form. I’m an Indonesian director who grows with Japanese cultures and admires how Japanese forms their cultures into a popular culture for their young generation. Not even for the Japanese, but also internationally. As I wrote the script the characterization of the characters is very manga-like character design. The way the actors acts in someway is unrealistic, b...

SONNY ANGEL collectibles

I started to collects new toys, it called sonny angel. this figure is super cute!!!! 

My FTV "Bakso Si Lu(k)man"

FTV "Bakso Si Lu(k)man" tayang 26 Oktober 8pm di Trans7 Bercerita tentang Lukman yang berusaha untuk membuka kembali warung bakso peninggalan ayahnya. Dulu warung bakso Koh Afuk sangat banyak pengunjung, namun semenjak kematian Koh Afuk, ayah Lukman, warungnya kini tutup. Ternyata Lukman tidak sendirian dalam menjalankan usaha warung bakso peninggalan Koh Afuk. Lukman juga dibantu oleh hantu-hantu leluhurnya mengatasi ulah saingan terberat Lukman, yaitu enjual bakso disamping warung Lukman yang bernama si Parjo.  FTV ini diperankan oleh Rully Fiss, yang sebelumnya bermain dalam film saya "The Legend of Trio Macan". Juga ada Yeslin Wang, Nobuyuki Suzuki dan Kang Wani Piro. Seru bikin FTV ini karena temanya horror tapi komedi. I really enjoy doing this.